You Are Here: Home» Bahaya Rokok , Dampak Buruk Rokok » Goresan Pikiran Perokok Pasif

Suatu siang bersama dengan 2 orang saudara saya dan seorang teman baik yang ketiganya adalah laki- laki, kami menghabiskan waktu di sebuah restoran yang memberikan keleluasaaan bagi para perokok untuk merokok. Saya cukup tergelitik dengan pertanyaan Indra—salah seorang saudara saya—mengenai rokok yang baru saja ia hisap. Menurutnya rokok itu kurang “berat”. Sebagai orang awam, saya kurang mengerti maksud dari kata “berat”. Ternyata yang dimaksud adalah kandungan jumlah tar dalam rokok.

Hal itu agak tidak masuk akal bagi saya. Dengan majunya informasi saat ini dan isu- isu penyakit seputar rokok, seseorang seperti Indra saudara saya masih menginginkan sebuah rokok dengan kandungan tar yang lebih tinggi. Mungkin anda para perokok lebih paham mengenai hal ini.
Ketika saya menulis artikel ini, saya sudah mewanti- wanti diri saya sendiri untuk tidak melakukan penghakiman bahwa merokok adalah tindakan yang berbahaya dan buruk. Tidak hanya penghakiman, saya juga tidak bermaksud untuk memberikan informasi yang detail mengenai rokok dan dampaknya. Bukan itu alasan saya menulis artikel ini. Saya hanya ingin membagikan pemikiran saya dan mengajukan beberapa pertanyaan bagi anda sekalian.
Berapa kali dalam sehari anda menghabiskan batang rokok? Dari jawaban beberapa kenalan dan pengamatan saya, terkadang perokok lupa berapa batang yang telah ia hisap. Begitu menyenangkannya mengeluarkan batang rokok dari kotaknya dan memantik api di sudut tembakau. Lantas menghisap asap ke dalam saluran pernafasan dan mengeluarkannya lagi. Saya berpikir, apakah rasanya seperti diving? Ketika kita masuk ke dasar laut dan harus membawa tabung oksigen supaya dapat tetap bernafas?
Jika memang demikian, hingga seperti oksigen, maka rokok berhak untuk disebut hebat. Sebab ternyata asapnya lebih bermakna daripada udara yang murni dan gratis, serta efisien. Hanya tinggal menghirup tanpa harus mengeluarkannya dari kotak dan memantik sesuatu padanya. Ya atau tidak?
Lalu apakah lebih menyenangkan menghabiskan waktu dengan rokok ketika melakukan apapun? Daripada sekedar berbincang dengan seseorang di samping anda? Atau berolahraga? Atau bermain komputer hanya sambil mendengarkan musik dan menyeruput minuman favorit anda? Tanpa ada sesuatu yang menyembul di sela- sela jari anda, dengan aroma khasnya yang lebih suka saya sebut “padat”. Dimana pun saya berada ketika saya dalam perjalanan pulang bersama teman saya, yang mereka lakukan adalah merokok. Akhirnya perbincangan menjadi tidak karuan sebab suaranya tidak dapat saya tangkap dengan jelas, dengan kondisi bibir menggapit rokok. Ditambah lagi asap yang sering mencolong masuk ke dalam area mobil padahal jendela sudah dibuka dengan lebar.
Hal yang sama juga terjadi dengan olahraga. Kakak laki- laki saya lebih memilih untuk mengurung diri di kamarnya dengan tampang kucel, daripada menyisihkan sedikit waktunya untuk sekedar berjalan- jalan keliling kompleks. Lalu membuat dirinya sadar bahwa lingkungan hidupnya jauh lebih besar daripada berbatang- batang rokok yang ia habiskan di dalam kamarnya tanpa mandi.
Semua pertanyaan saya ini pada akhirnya kembali pada pertanyaan yang sama dengan yang selalu orang lain tanyakan. Bagaimana keadaan anda di masa depan? Saya berharap segala bentuk penyakit yang dapat terjadi akibat kandungan zat dalam rokok tidak anda alami. Bukankah hal itu yang memang kita semua inginkan? Tidak terjadi apapun dalam sistem tubuh anda?
Sadarkah anda orang- orang di sekeliling anda bahkan orang yang anda sayangi, yang ingin anda lindungi dapat menjadi korban dari asap “oksigen” dan “teman perjalanan” anda yang kecil mungil tersebut?
Saya, seperti yang telah saya sebutkan berulang- ulang, bukan perokok. Namun saya tidak dapat menyangkal bahwa saya adalah perokok pasif. Orang- orang terdekat saya adalah perokok- perokok yang sangat luar biasa hebat. Dalam sebuah perbincangan, mereka masing- masing dapat menghabiskan setengah kotak rokok. Bayangkan, dalam satu topik perbincangan.
Anda sama seperti saudara- saudara saya, pasti akan pergi keluar ruangan untuk menghabiskan rokok. Anda berpikir kalau itu adalah cara yang adil. Orang lain tidak terganggu dengan asap rokok, dan anda juga dapat memenuhi kebutuhan anda. Tetapi mungkin beberapa dari anda tidak menyadari bahwa beberapa menit yang anda gunakan untuk pergi dan menghisap rokok, berarti mengurangi intensitas berkumpul anda? Kalau saya tidak salah, satu batang rokok berarti 1 menit dari kehidupan. Jumlahkan saja dan kalikan semuanya. Apakah anda melihat angka kemungkinan ‘kebersamaan’ anda menurut standar kesehatan?
Kita semua tidak dilengkapi dengan sistem pemikiran yang dapat meramalkan dengan tepat, hal apa yang dapat terjadi nanti. Saya hanya ingin menyuarakan orang- orang yang barangkali memiliki pikiran yang sama dengan saya. Kami menyadari dan dapat membayangkan betapa sulitnya melepaskan diri dari ikatan rokok. Tetapi kami menyadari hal lain yang jauh lebih bermakna untuk menjadi motivasi anda sekalian. Kehidupan dan waktu.
Apapun yang terjadi pada diri anda, bagi beberapa orang, tidak lepas dari campur tangan Tuhan. Namun kita manusia diberik anugerah kehendak bebas. Anda yang menentukan ingin masuk lebih dalam atau keluar. Ke kanan atau ke kiri. Kehidupan dan waktu anda tidak dikendalikan oleh nikotin ataupun tar. Melainkan oleh pikiran anda secara personal. Saya yakin anda semua menyadari hal ini.
Oleh karena itu, pilih sekarang. Tentukan saat ini. Ambil kesempatan anda untuk menggunakan kehendak pribadi anda. Dan apabila saya dapat memberi anda solusi, pilihlah kehendak dengan tanda quit smoking as soon as possible. Sekeliling anda sangat indah apabila anda melihatnya hanya dengan kedua mata anda, tanpa terhalangi asap rokok.

0 komentar

Leave a Reply