You Are Here: Home» adat-istiadat dayak Kanayatn , Budaya Dayak , Dayak Art , Dayak Culture , Kebudayaan Dayak , Religion And Culture Of Dayak. Religi Suku Dauak Kanayatn » MENGENAL SUKU DAYAK KANAYATN DAN RELIGINYA


Dayak kanayatn adalah salah satu sub Suku Dayak yang bermukim di Daerah kabupaten Landak, kabupaten Pontianak, kabupaten Kubu raya serta kabupaten bengkayang. Sebagian kecil di kabupaten ketapang dan kabupaten sanggau. Namun sebagian besar masyarakat Dayak Kanayatn ini bermukim di wilayah kabupaten pontianak dan kabupaten kubu raya. Dimana wilayah ini adalah yang paling dekat dengan ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Bila di lihat dari sudut pandang geografis, penyebaran masyarakat dayak kanayatn sangat luas , selainn menyebar di sebagian besar kabupaten pontianak juga menyebar diberbagai wilayah diantaranya Kabupaten Landak, Kabupaten bengkayang, kabupaten Sanggau, Kabupaten sambas, dan sedikit di Kabupaten Ketapang. Namun demikian bila dilihat dari jumlah populasinya, suku Dayak kanayatn ini tidak sebanyak suku Dayak Iban. Di Kabupaten Pontianak Suku Dayak kanayatn merupakan sub suku dayak yang terbesar  apabila dipandang dari segi penduduknya, sub suku daya kanayatn ini bisa di katakan relatif  maju bila dibandingkan dengan sub suku Dayak yang lain.
Menurut beberapa sumber bahwa pada masa lalu  agama asli masyarakat dayak kanayatn adalah “ADAT”. Adat ya agama, agama ya adat . begitu kata mereka. Pada waktu itu agama begi mereka hanya berarti sejumlah aturan hidup  atau pendapat yang dipegang oleh suatu kelompok.
Menurut adat tersebut, mereka percaya bahwa yang tertinggi diantara mereka adalah  JUBATA NE’ PANITAH (Tuhan Yang Menitahkan Segala Sesuatu). Dalam setiap kesempatan baik itu upacara adat  atau pembacaan mantra-mantra pengobatan , nama itu selalu disebut-sebut dan dipanggil-panggil dengan harapan ia ikut menghadiri  dan memberkati jalannya ritual yang dilaksanakan.
Selain percaya kepada Jubata, sebagai penguasa tertinggi mereka juga percaya dengan adanya roh-roh halus yang senantiasa berada  disekeliling manusia. Roh itu ada yang baik dan ada juga yang jahat. Menurut kepercayaan setempat,  adanya roh-roh tersebut berasal dari jasad nenek moyang mereka yang sudah meninggal, tetapi jasad tersebut diakui tetap hidup mendampingi  kehidupan manusia. Roh yang dianggap baik adalah roh nenek moyang yang semasa hidupnya menjadi penguasa yang disegani masyarakat atau pahlawan bagi daerahnya. Kepada roh ini masyarakat senantiasa  mohon perlindungan. Sedangkan roh jahat adalah penjelmaan dari roh nenek moyang yang semasa hidupnya memiliki tabiat yang jelek. Roh inipun bagi masyarakat dayak kanayatn tetap dihormati sebagaimana roh yang baik . kepercayaan kepada roh nenek moyang   ini biasanya disebut  dengan istilah Animisme.
Selain percaya kepada roh-roh halus,  masyarakat dayak kanayatn juga percaya akan adanya kekuatan gaib ytang menyelimmuti kehidupan sehari-hari mereka . kepercayaan yang biasa disebut  dengan istilah Dinamisme. Ini yakni percaya terhadap benda-benda yang  memiliki kekuatan yang dianggap melebihi kekuatan manusia biasa. Adapun benda-benda yang dipercaya memiliki  kekuatan gaib ini berupa hewan seperti burung tertentu, pohon-pohon yang besar seperti pohon Tapakng, juga tumbuhan padi ataupun benda mati lainnya seperti batu-batu besar, senjata dan sebagainya.
Terhadap benda-benda ini masyarakat senantiasa menghormati dan menjaga jangan sampai mereka menganggunya. Apabila masyarakat melanggarnya maka benda-benda itu akan marah  dan dapat menimbulkn malapetaka  bagi masyarakat lewat  wabah penyakit  atau hama tanaman  dan sebagainya. Untuk menjaga keseimbangan ini , maka dalam setiap upacara adat, ketika hendak  memulai pekerjaan atau upacara  gawe yang lainnya. Harus memberikan sesajian dan meminta ijin supaya pekerjaan yang   dilakukan dapat berjalan dengan lancar  tanpa gangguan apapun.
Setelah masuk misionaris di kalimantan barat,  masuk didaerah ini, mereka mulai menganut agama . dan banyak hal yang mendorong mereka untuk memilih agama katholik, salah satu diantaranya adalah  bahwa agama katholik dan Kristen Protestan lebih menghargai  adat-istiadat setempat. Namun demikian meskipun agama resmi telah mereka anut,  kepercayaan lama sebagai warisan  nenek moyang yang telah turun temurun sampai sekarang masih tetap dilaksanakan. Pada setiap upacara, pembacaan mantera-mantera , mereka tidak menyebut Tuhan Yang Maha Esa, tetapi mereka menyebut Jubata Ne’ panitah. Sebagai penguasa tertinggi menyebut roh-roh yang mereka percayai ada diekelilingnya. Sedangkan apabila mereka sembahyang atau kebaktian digereja, maka mereka menyebut nama Tuhan Yesus sebagai Tuhan Mereka.
Demikianlah sedikit mengenai religi atau kepercayaan kepercayaan masyarakat Dayak kanayatn.

 Oleh :
NENI PUJI NUR RAHMAWATI

1 komentar

  1. Unknown says:

    Assalamualaikum wrb, saya mohon maaf kalau postingan saya menyinggung perasaan anda semua tapi saya lillahi ta’ala hanya mau menceritakan pengalaman pribadi saya saya berharap ada yang sama seperti saya.perkenalkan terlebih dahulu saya aini andari tinggal di Padang,dulu saya penjual kue keliling himpitan ekonomi yang membuat saya seperti ini,saya tidak menyerah dengan keadaan saya tetap usaha,pada suatu malam saya buka internet tidak sengaja saya lihat postingan seseorang yang sama seperti saya tapi sudah berhasil,dia dibantu oleh nyi rawih tampa pikir panjang saya hubungi beliau saya dikasi pencerahaan dan dikasi solusi,awalnya saya tidak mau tapi sya beranikan diri mengikuti saran beliau,alhamdulillah berjalan lancar sekarang saya punya toko bangunan Jaya Abadi didaerah Padang,terimah kasih saya ucapkan pada Nyi rawih berkat beliau saya seprti ini,mungkin banyak orang yang menyebut saya mengada-ada tapi saya buktikan sendiri,khusus yang serius mau bantuan silahkan hub beliau nyi rawih beliau orangnya baik ini nomor beliau 082250546417 atau klik UNTUK INFO LEBIH JELAS KLIK DISINI ini pengalaman pribadi saya percaya atau tidak semua tergantung pembaca demi Allah ini nyata sekian dan terima kasih ,Assalamualaikum Wrb....allahuakbar....allahuakbar....allahuakbar

Leave a Reply