You Are Here: Home» Perencanaan Strategik » Perencanaan Strategik


Perencanaan Strategik
Perencanaan strategik adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan mempertahankan kesesuaian yang layak antara sasaran dan sumber daya perusahaan dengan peluang-peluang pasar yang selalu berubah. Tujuan perencanaan strategis adalah terus menerus mempertajam bisnis dan produk perusahaan sehingga keduanya berpadu menghasilkan laba dan pertumbuhan yang memuaskan.

Ada tiga gagasan pokok yang mendasari proses perencanaan yang baru, yaitu :
a.       Menghendaki agar perusahaan mengelola usahanya sebagai portofolio investasi. Setiap manajer portofolio keuangan harus secara terus menerus memonitor semua wahana investasi (adakah alat baru yang perlu dibeli, adakah alat yang perlu dijual sebagian atau seluruhnya). Prinsip yang sama berlaku bagi perusahaan yang mengoperasikan beberapa bisnis, lini produk, atau produk. Mana bisnis yang perlu dibina, dipertahankan, dihapus secara bertahap (dituai, diperah) dan dihapuskan? Pertanyaan ini sangat penting jika suatu perusahaan tidak lagi mempunyai dana yang cukup untuk membiayai semua bisnisnya yang ada. Setiap bisnis memiliki potensi laba yang berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem  untuk memperkirakan potensi laba masa depan sebagai dasar untuk mengalokasikan kembali modal perusahaan. Alokasi sumber daya yang cermat kepada portofolio bisnis merupakan satu gagasan pokok yang mendasari perencanaan strategis.
b.      Menghendaki agar perusahaan secara akurat memperkirakan potensi laba yang akan datang dari masing-masing bisnisnya. Perusahaan harus belajar bagaimana mengembangkan skenario yang lebih analitis mengenai keadaan masa depan disetiap pasar.Akan sangat mahal nilainya untuk tetap bertahan disuatu pasar yang seharusnya ditinggalkan, atau meninggalkan pasar dimana seharusnya perusahaan tetap bertahan.
c.       Kunci yang mendasari perencanaan strategis adalah strategi. Untuk masing-masing bisnis, perusahaan harus mengembangkan suatu rencana permainan untuk mencapai sasaran jangka panjangnya. Ingat, tidak ada satu strategi optimal bagi semua peserta persaingan dalam bisnis tersebut. Setiap perusahaan harus menentukan mana strategi yang layak ditinjau dari posisinya dalam suatu industri, serta sasaran, peluang, dan sumber daya yang ada

Perencanaan strategik Korporasi
Korporasi adalah suatu bentuk usaha yang terdiri dari beberapa perusahaan.
Berdasarkan misi, kebijakan dan strategi – kantor pusat menetapkan kerangka umum yang menjadi dasar bagi setiap unit bisnis untuk menyiapkan rencana bisnis pada unit masing-masing. Korporasi bisa saja menetapkan tujuan dan sangat melibatkan diri dalam merancang strategi masing-masing unit bisnis. Atau korporasi menetapkan tujuan yang menantang bagi unit-unit bisnisnya, tetapi menyerahkan tugas mengembangkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut kepada masing-masing unit bisnis. Terlepas dari gaya manajemen mana yang dianut, semua korporasi harus melaksanakan 4 kegiatan perencanaan, yaitu :
a.       Menetapkan misi perusahaan
b.      Mengenali unit-unit bisnis strategis perusahaan (strategic business unit = SBU)
c.       Menganalisis dan mengevaluasi portofolio perusahaan
d.      Mengenali arena bisnis baru untuk dimasuki

Misi organisasi terbentuk dari lima unsur, yaitu :
a.       Sejarah organisasi yang meliputi tujuan akhir, kebijakan yang diambil, dan kegiatan yang telah dikerjakan
b.      Pilihan pada saat ini dari pihak manajemen dan pemilik saham, karena mereka yang mengendalikan perusahaan berdasarkan misi dan tujuan-tujuan pribadinya.
c.       Pertimbangan-pertimbangan lingkungan yang mempengaruhi tujuan organisasi. Lingkungan menentukan berbagai peluang utama dan ancaman yang harus diperhitungkan
d.      Sumber daya organisasi yang membuat misi tertentu dapat dicapai, dan yang lain mustahil
e.       Memilih tujuan berdasarkan kemampuan organisasi yang paling menonjol

Pernyataan misi harus menegaskan bidang bisnis yang akan ditempuh organisasi, yang meliputi :
a.       Cakupan industri, yaitu jenis industri yang akan digarap korporasi
b.      Cakupan segmen pasar, yaitu jenis pasar atau pelanggan yang akan dilayani
c.       Cakupan vertikal, yaitu tingkat sejauh mana korporasi akan membuat sendiri secara internal bahan-bahan yang dibutuhkan.
d.      Cakupan geografis, yaitu luasnya cakupan daerah, Negara atau elompok Negara dimana korporasi akan beroperasi.

Menetapkan Unit Bisnis Strategik
Perusahaan besar atau kecil yang menjalankan beberapa jenis usaha, harus memilih dan mengelola satu atau dua jenis usaha yang menguntungkan dan memungkinkan perusahaan tersebut untuk berkembang.
Beberapa perusahaan sering mendefinisikan usahanya dalam masa produk yang dihasilkannya, dan mendefinisikan bahwa perusahaannya ini merupakan auto business atau slide rule business. Definisi usaha ini merupakan suatu kepicikan. Levitt dalam tulisannya Marketing Myopia (kepicikan pemasaran) mengembangkan dalil bahwa definisi pasar dari suatu bisnis lebih tinggi dibanding dengan definisi produk. Levitt berpendapat bahwa suatu bisnis harus dipandang sebagai suatu proses pemuasan pelanggan, bukan proses memperoduksi barang. Produk adalah sesuatu yang bersifat sementara, sedangkan kebutuhan-kebutuhan pokok dan kelompok-kelompk pelanggan akan selalu ada sepanjang masa.

Menurut Abel, suatu bisnis seharusnya didefinisikan dalam bentuk tiga dimensi, yaitu :
1.      Kelompok pelanggan yang akan dilayani
2.      Kebutuhan pelanggan yang akan dipenuhi
3.      Teknologi yang akan dipakai untuk memenuhi kebutuhan tersebut

Suatu perusahaan harus mengidentifikasi bisnisnya agar dapat dikelola secara strategis. Suatu SBU mempunyai tiga karakteristik, yaitu :
a.       Merupakan suatu bisnis tunggal atau sekumpulan bisnis yang berkaitan yang dapat direncanakan secara terpisah, dan pada dasarnya dapat berdiri sendiri terpisah dari kegiatan perusahaan lainnya.
b.      Memiliki pesaing tersendiri yang akan disamai atau diungguli
c.       Dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas perencanaan strategis dan pencapaian laba, dan yang berwenang atas kebanyakan faktor yang berpengaruh terhadap laba.

Mengevaluasi Portofolio Bisnis Saat ini
Tujuan mengidentifikasi unit-unit bisnis strategik perusahaan adalah untuk menentukan tanggung jawab perencanaan strategik pada unit-unit bisnis tersebut. Kemudian unit-unit ini menyerahkan rencana yang disusunnya ke perusahaan untuk diperbaiki dan disetujui. Perusahaan meninjau rencana-rencana dari setiap unit bisnis ini untuk menentukan SBU mana yang akan dikembangkan, dipertahankan, dipanen, atau dihapuskan. Ke empat alternatif ini yang menjadi dasar dalam memilih unit bisnis strategis. Ada dua pendekatan yang biasa digunakan untuk mengevaluasi unit-unit bisnis strategis yaitu :
a.       Laju pertumbuhan
b.      Pertumbuhan pangsa pasar relative, yang dibagi menjadi empat kotak yaitu :
1.      Tanda Tanya (question marks), adalah bisnis yang memiliki pertumbuhan tinggi, tapi pangsa pasarnya relatif rendah. Perusahaan tersebut mungkin lebih baik menginvestasikan uangnya lebih banyak pada satu atau dua kegiatan bisnis saja.
2.      Bintang (stars), yaitu bisnis yang menjadi pemimpin pasar dalam suatu pasar dengan pertumbuhan yang tinggi
3.      Penghasil uang tunai (cash cows), yaitu bisnis yang tadinya menjadi bintang, berubah menjadi sapi perah atau penghasil uang tunai jika perusahaan itu memiliki pangsa pasar relatif terbesar. Karena menguasai pasar, maka usaha itu memiliki skala ekonomis dan profit margin yang lebih tinggi. Tetapi, karena hanya memiliki satu kegiatan bisnis penghasil uang tunai maka perusahaan ini mudah sekali goyah oleh situasi perekonomian atau persaingan yang makin tajam.
4.      Tipe yang lemah (dogs), yaitu bisnis yang mempunyai pangsa pasar lemah dengan pertumbuhan pasar yang rendah

 


Laju
Penghasil uang tunai
 
Lemah dan merana
 
Pertumbuhan
Pasar


                                          Pangsa pasar relatif

Mengenali Arena Bisnis Baru Untuk Dimasuki
Perencanaan yang disusun oleh cabang-cabang usaha perusahaan korporasi harus memperhitungkan sejumlah penjualan tertentu dan laba yang diharapkan. Hanya saja, jumlah penjualan dan laba yang diproyeksikan seringkali dibawah apa yang diingnkan, dengan kesenjangan yang cukup tinggi. Oleh karena itu, manajemen perusahaan harus memikirkan suatu cara yang krestif untuk menutup kesenjangan perencanaan strategis tersebut. Ada tiga cara yang bisa ditempuh, yaitu :
a.       Pertumbuhan yang intensif, yaitu mengidentifikasi berbagai peluang lebih lanjut untuk mencapai pertumbuhan dari bisnis yang ada sekarang.
b.      Peluang pertumbuhan terpadu, yaitu mengidentifikasi berbagai peluang untuk membangun atau mengambil alih bisnis yang berkaitan dengan bisnis yang ada sekarang
c.       Peluang pertumbuhan diversifikasi, yaitu mengidentifikasi berbagai peluang untuk menambah daya tarik perusahaan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan bisnis yang ada sekarang

Pertumbuhan yang intensif
Pertumbuhan Terpadu/ Integratif
Pertumbuhan Diversifikasi
·   Penerobosan pasar
·   Pengembangan
·   Pengembangan produk
·   Integrasi mundur
·   Integrasi maju
·   Integrasi horizontal
·   Diversifikasi konsentris
·   Diversifikasi pasar horizontal
·   Diversifikasi konglomerat

                                    Produk saat ini                  Produk baru
 

Pasar
Saat ini

 

Pasar
baru



Perencanaan Strategis Bisnis
Perencanaan strategis bisnis terdiri beberapa langkah yaitu :
a.       Mendefinisikan misi unit bisnis
b.      Menganalisis lingkungan eksternal
c.       Menganalisis lingungan internal
d.      Menentukan tujuan dan sasaran unit bisnis
e.       Mengembangkan strategi bisnis
f.       Menyusun rencana program
g.       Mengimplementasikan rencana program
h.      Mengumpulkan informasi untuk umpan balik dan melakukan pengendalian

Misi Bisnis
Setiap unit bisnis harus merumuskan misinya dengan jelas dan spesifik.  Rumusan misi bisnis harus mencakup : batasan industri, batasan teknologi, batasan geografis, batasan vertikal, dan batasan segmen pasar (kelompok pelanggan target dan kebutuhannya),

Analisis Lingkungan Eksternal
a. Peluang
Secara umum, perusahaan harus memonitor kekuatan-kekuatan lingkungan makro yang pokok yang berpengaruh terhadap bisnisnya, seperti perubahan ekonomi, teknologi, demografi, politik/ hukum, dan sosial budaya. Selain itu juga harus dimonitor pemeran-pemeran lingkungan mikro yang signifikan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan di pasar tersebut, seperti : pelanggan, pesaing, pemasok, dan saluran distribusi. Oleh karena unit bisnis harus menyusun kategori factor-faktor lingkungan ini, dan menyusun juga suatu system intelegensi pemasaran untuk memperkirakan kecenderungan dan perkembangan yang penting. Tujuan dari analisis lingkungan eksternal ada;ah untuk mengenali adanya peluang baru. Peluang pemasaran adalah sebuah gelanggang yang menarik untuk kegiatan pemasaran perusahaan, dimana suatu perusahaan tertentu akan meraih keunggulan bersaing.
Berbagai peluang tersebut harus dikelompokkan sesuai dengan daya tarik peluang itu dan kemungkinan keberhasilan yang akan diraih oleh perusahaan dari setiap peluang. Kemungkinan sukses perusahaan dengan peluang tertentu, tergantung pada apakah kekuatan perusahaan dengan kemampuannya yang menonjol bisa memenuhi tuntutan keberhasilan industri. Perusahaan yang mampu memperagakan kemampuan terbaik akan menjadi perusahaan yang akan meraih keunggulan bersaing yang dapat dipertahankan terus dalam memenuhi tuntutan sukses industri.

1. Daya tarik tinggi, kemungkinan keberhasilan tinggi

3. Daya tarik tinggi, kemungkinan keberhasilan rendah


2. Daya tarik rendah, kemungkinan keberhasilan tinggi

4. Daya tarik rendah, kemungkinan keberhasilan rendah

b. Ancaman
Upaya pengembangan bisnis yang dilakukan dalam lingkungan eksternal tentu saja akan menghadapi ancaman. Ancaman lingkungan ialah tantangan yang diperlihatkan oleh suatu kecenderungan atau perkembangan yang tidak menguntungkan dalam lingkungan yang akan menyebabkan merosotnya kedudukan perusahaan, bila tidak ada kegiatan pemasaran dengan tujuan tertentu.
Ancaman pada kolom 1 merupakan ancaman utama karena bisa menimbulkan ukulan hebat dan parah terhadap perusahaan, sehingga perusahaan harus mempersiapkan suatu rencana kesamaptaan (contingency plan) untuk setiap ancaman tersebut, dan diproyeksikan ke depan, yaitu perubahan-perubahan apa yang bisa dilakukan perusahaan sebelum dan selama ancaman itu terjadi. Sedangkan ancaman pada kolom 2 dan kolom 3, perlu dimonitor secara teliti bila terjadi ancaman yang lebih besar. Dengan menggabungkan peluang dan ancaman, maka ada 4 macam kemungkinan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan, yaitu :
a.       Bisnis yang ideal yaitu bisnis yang peluangnya tinggi dan ancaman rendah, dan bahkan tidak ada ancaman.
b.      Bisnis spekulatif, yaitu bisnis yang memiliki peluang dan ancaman tinggi.
c.       Bisnis yang matang, yaitu bisnis yang mempunyai peluang dan ancaman rendah.
d.      Bisnis yang kacau adalah bisnis yang memiliki peluang rendah tapi ancaman tinggi

1. Keseriusan tinggi, kemungkinan peristiwa tinggi

3. Keseriusan tinggi, kemungkinan peristiwa rendah


2. Keseriusan rendah, kemungkinan peristiwa tinggi

4. Keseriusan rendah, kemungkinan peristiwa rendah

                        Contoh ancaman
    1. Pesaing mengembangkan produk mobil yang lebih efisien
    2. Depresiasi besar perekonomian yang berkepanjangan
    3. Harga barang2 komplementer (bensin) dari produk tersebut tinggi
    4. Peraturan pengawasan polusi mobil yang lebih ketat


Analisis Lingkungan Internal

Kekuatan Bidang Pemasaran
1.      Nama dan citra perusahaan
2.      Perusahaan memiliki pangsa pasar yang relative uat
3.      Reputasi mutu yang baik
4.      Reputasi pelayanan yang baik
5.      Biaya produksi yang rendah
6.      Biaya distribusi yang rendah
7.      Wiraniaga yang efektif
8.      Riset dan inovasi yang efektif
9.      Keunggulan geografis
10.  Keunggulan bahan mentah

Kekuatan Bidang Produksi
1.      Fasilitas yang baru dan lengkap
2.      Skala ekonomis yang kuat
3.      Kapasitas untuk memenuhi permintaan
4.      Karyawan yang mampu dan loyal
5.      Kemampuan memenuhi ketepatan waktu pengiriman
6.      Keterampilan teknik dan produksi

Kekuatan Bidang Keuangan
1.      Biaya modal yang rendah
2.      Dana tersedia cukup tinggi
3.      Profitabilitas yang tinggi
4.      Stabilitas keuangan
Kekuatan Bidang Organisasi
1.      Kepemimpinan yang terbuka dan berpandangan ke depan
2.      Para manjer yang mampuPara pegawai yang loyal
3.      Para pegawai yang loyal
4.      Orientasi kewirausahaan
5.      Fleksibel dan kemampuan beradaptasi
6.      Cepat tanggap terhadap perubahan kondisi

Analisis ini memberikan kesimpulan bahwa meskipun suatu bisnis memiliki kekuatan yang tinggi di faktor tertentu (misalnya, kompetensi yang istimewa), kekuatan ini tidak langsung berarti merupakan keunggulan bersaing. Pertama, barangkali kompetensi itu tidak begitu penting bagi para pelanggan di pasar tersebut. Kedua, meskipun kompetensi itu diperlukan, mungkin saja para pesaing lain memiliki kekuatan yang sederajat. Oleh karena itu, yang paling penting bagi suatu unit bisnis adalah memiliki kekuatan yang relatif lebih besar untuk faktor itu dibandingkan dengan para pesaingnya. Jadi, dua perusahaan bisa mencapai biaya produksi yang rendah, tetapi salah satu yang memiliki biaya produksi lebih rendah akan meraih keunggulan bersaing.
Pertanyaan yang penting adalah apakah bisnis itu harus membatasi dirinya terhadap peluang yang ada, yang bisa diraih dengan kekuatan yang dimilikinya, atau harus mempertimbangkan peluang yang lebih baik untuk diraih dengan memanfaatkan atau mengembangkan kekuatan-kekuatan tertentu.

Perumusan Sasaran
Setelah unit bisnis mendefinisikan misinya dan menganalisis lingkungan ekstern dan internnya, maka unit bisnis itu siap untuk merumuskan tujuan dan sasarannya yang spesifik. Tahap ini disebut tahap perumusan sasaran dan memberikan gambaran mengenai apa yang ingin dicapai unit bisnis dalam suatu periode. Sangat sedikit unti bisnis yang menetapkan hanya satu sasaran. Kebanyakan menetapkan serangkaian sasaran antara lain profitabilitas, pertumbuhan penjualan, perbaikan pangsa pasar, pengalihan risiko, inovasi reputasi, dan sebagainya. Sasaran unit bisnis ini dikelola dan ditata oleh sasaran. Agar sistem ini berjalan, sasaran-sasaran unit bisnis ini harus hirarkis, kuantitatif, realistis, dan konsisten.

Terdapat dua cara untuk meningkatkan laba atas investasinya.: yakni meningkatkan laba keseluruhan dan/atau mengurangi investasinya. Perusahaan tidak akan melakukan hal yang kedua. Untuk meningkatkan labanya, perusahaan dapat meningkatkan penjualannya dan / atau mengurangi biayanya. Untuk meningkatkan rekeningnya, penjualan perusahaan dapat menjual perlengkapan lebih banyak, barusaha meningkatkan pemakaian perlengkapan yang ada, dan meningkatkan tarifnya. Biaya dapat dikurangi denga meningkatkan usia pelayanan (service life) perlengkapan telepon yang disewakan. Ini dapat dilaksanakan dengan melakuka pekerjaan yang lebih baik dalam hal penyediaan perlengkapan yang disewakan sesuai dengan kebutuhan nyata dari para pelanggan.

Sedapat mungkin, sasaran harus dinyatakan dalam bentuk kuantitatif atau berapa persen tingkat kenaikan yang ingn dicapai. Para analisis mempergunakan istilah tujuan untuk menggambarkan sasaran yang makin spesifik dengan memperhatikan ukuran besarnya dan waktu. Penjabaran tujuan menjadi sasaran-sasaran yang konkrit akan memperlancar proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian. Sebuah perusahaan perlu memilih tingkat sasaran yang realistis untuk dicapai. Tingkat sasaran itu harus muncul dari analisis tentang peluang dan sumber dayanya, dan bukan hanya merupakan khayalan belaka. Sasaran yang ditentukan perusahaan juga harus taat asas (konsisten). Tidak mungkin memaksimumkan penjualan dan laba, atau merancang produk sebaik mungkin dalam waktu sesingkat mungkin. Tujuan-tujuan ini merupakan hal-hal yang saling berlawanan (trade off). Weinberg telah mengidentifikasi beberapa strategi trade off yang dihadapi suatu perusahaan, yaitu :
e.       Laba jangka pendek lawan pertumbuhan jangka panjang
f.       Margin laba yang tinggi lawan volume penjualan yang tinggi
g.       Penetrasi pasar yang sudah ada lawan pengembangan pasar baru
h.      Sasaran-sasaran laba lawan sasaran nirlaba
i.        Pertumbuhan yang tinggi lawan stabilitas yang tinggi

Menurut Porter, ada tiga strategi dasar yang bisa digunakan untuk mengawali suatu pemikiran strategik, yaitu :
a.       Keunggulan biaya (overall cost leadership), disini suatu unit bisnis harus bisa mencapai biaya produksi dan distribusi yang serendah mungkin. Dengan demkian harga produknya bisa lebih rendah dari produk pesaing, sehingga bisa meraih pangsa pasar yang besar. Perusahaan yang menerapkan strategi ini harus nggul dibidang rekayasa, pembelian, proses manufaktur, dan distribusi 
b.      Diferensiasi (differentiation), disini unit bisnis mengkonsentrasikan perhatian pada pencapaian prestasi prima pada beberapa bidang manfaat penting pelanggan. Yang dituju bisa : unggul mutu, unggul pelayanan, unggul model, unggul teknologi, dsb – tetapi tidak mungkin untuk mencapai semuanya.
c.       Fokus (focus), disini unit bisnis memfokuskan perhatiannya pada satu atau lebih segmen pasar yang sempit dari pada melayani seuruh pasar. Perusahaan harus mengkaji kebutuhan dari segmen-segmen ini dan menerapkan salah satu strategi berupa keunggulan biaya atau diferensiasi untuk pasar targetnya.
Menurut Porter, perusahaan yang terbaik menjalankan strateginya pada segmen pasar yang sama akan meninkmati keuntungan yang tertinggi.

BAB 10
Segmentasi Pasar

Pasar terdiri dari para pembeli, dan setiap pembeli berbeda dalam satu atau banyak hal. Perbedaan itu dapat berupa keinginan, sumber daya, lokasi, perilaku maupun praktek-praktek membelinya. Variabel manapun dari yang disebut tadi dapat digunakan untuk memisah-misahkan pasar atau segmentasi pasar.

Pola-pola Segmentasi Pasar
Pasar dibagi menurut tingkat pendapatan dan kelompok umur sehingga menghasilkan segmen demografis. Dengan cara lain, misalnya, kepada pembeli diajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai keinginan mereka atas dua cirri produk (misalnya, rasa manis dan kehalusan es krim). Maka hasilnya adalah segmen preferensi di pasar. Tiga pola yang berbeda akan muncul seperti berikut:
# Preferensi Homogen.
            Memperlihatkan suatu pasar yang semua konsumennya kurang lebih mempunyai preferensi yang sama. Sepanjang hanya mengenai dua cirri produk, yang tersebut di atas tidak terdapat segmen alamiah (natural segment) dalam pasar tersebut. Maka dapat diramalkan bahwa produk yang ada akan serupa dan ditempatkan di tengah-tengah preferansi.

# Preferensi Tersebar
            Kebalikan dari sebelumnya, menunjukkan bahwa pilihan konsumen terpencar ke seluruh penjuru. Bila terdapat satu merek produk, maka kemungkinan besar produk tersebut ditempatkan di tengah agar bisa memikat sebagian konsumen. Mengapa? Satu merek di tengah-tengah pilihan konsumen akan memperkecil tingkat kekecewaan banyak konsumen. Bila seorang pesaing baru datang, maka ia akan menempatkan diri di dekat mereka pertama dan mereka akan saling berebut pangsa pasar. Pesaing dapat juga menempatkan di bagian sudut untuk memenuhi kelompok konsumen yang kurang puas pada merek pertama. Bila terdapat banyak merek, maka penempatan akan terpencar dan setiap merek akan menonjolkan perbedaannya, sehingga berbagai selera konsumen akan lebih terpenuhi.

# Preferensi Mengelompok
            Ada kemungkinan lain bahwa di dalam pasar terdapat pengelompokkan selera / pilihan yang tegas. Perusahaan pertama yang beroperasi di pasar mempunyai tiga pilihan. Perusahaan menempatkan diri di tengah dengan harapan bisa menarik tiga kelompok yang ada; inilah yang disebut pemasaran serba sama. Pilihan kedua adalah menempatkan produk pada segmen pasar yang terbesar, dan dinamakan pemasaran terpusat. Merupakan pilihan ketiga ialah perusaan mengembangkan beberapa merek yang masing-masing ditempatkan pada segmen tertentu, atau disebut pemasaran serba-neka. Dari sini jelas bahwa bila hanya satu merek yang dipasarkan, maka akan terjadi persaingan dan muncullah merek berikutnya pada segmen yang lain.

Prosedur Segmentasi Pasar
Segmen pasar dapat diidentifikasi dengan membagi-bagi pasar menurut variabel yang banyak sekali jenisnya. Prosedur ini terdiri dari tiga tahap:
  1. Tahap Survei
Peneliti pasar (periset) menyelenggarakan wawancara informal dan kelompok focus dengan konsumen untuk mendapatkan wawasan tentang motivasi, sikap dan perilaku mereka. Berdasarkan temuan ini, periset menyiapkan kuisioner formal yang ditunjukkan kepada sampel konsumen untuk mengumpulkan data tentang:
# Atribut dan peringkat kepentingannya
# Kesadaran akan merek dan penilaian akan merek
# Pola penggunaan produk
# Sikap terhadap kategori produk
# Demografi, psikografi dan mediagrafi responden
Jumlah sampelnya harus banyak agar dapat terkumul cukup data untuk membuat profil tiap segmen secara akurat. Jika eriset menduga bahwa terdapat, misalnya empat segmen, dan umumnya diperlukan duaratus wawancara per segmen, maka kuisioner dapat disiapkan untuk delapan ratus konsumen.

  1. Tahap Analisis
Periset menerapkan analisis faktor pada data untuk mengeluarkan variabel-variabel yang berkolerasi tinggi. Kemudian periset menerapkan analisis tandan (cluster) untuk menciptakan sejumlah tertentu segmen yang berlainan secara maksimal. Masing-masing tandan (cluster) secara internal adalah homogen dan secara eksternal sangat berbedadengan setiap tandan lainnya.

  1. Tahap Penyusunan Profil
Setiap tandan emudian disusun profilnya berdasarkan sikap, perilaku, demografi, psikografi dan ebiasaan konsumsi medianya. Masing-masing segmen dapat diberi nama berdasarkan karakteristik khasnya yang dominant. Dalam penelitian terhadap pasar waktu luang (leisure market), Andreasen dan Blek menemukan enam segmen pasar.
# Orang rumah yang pasif (the passive homebody)
# Penggemar olahraga yang pasif (the passive homebody)
# Pemuas kebutuhan sendiri (inner-directed self-sufficient)
# Penggemar seni budaya (Culture patron)
# Orang rumah yang aktif (active homebody)
# Aktivis social (socially active)

0 komentar

Leave a Reply